“Hem,, tadi ada yang ngeliatin aku mulu, dari jendela ruangan yang ada di belakang kamu, jadi ya,, aku senyumin aja sekali. Sorry ya, jadi kepotong omongan kamu tadi!” jawab nana yang merasa bersalah karena tidak fokus mendengar curhatan faza yang sedang kesal.
“Mana? Kayaknya gak ada orang disana?” tanya faza sambil celingak-celinguk melihat ke arah dalam jendela.
“Gak tau, mungkin udah pergi waktu kamu tanya aku senyum sama siapa tadi.”jawab nana tak peduli.
“Gimana bisa gak tau ? dari tadi kan kamu hadap sana?”tuntut faza dengan wajah yang mulai datar dengan sedikit kerutan di dahinya.
“Iya,, tapi aku langsung liat ke arah kamu saat kamu tanya tadi. Jadi aku gak merhatiin dia lagi. Ya udah deh, lanjut cerita kamu tadi dong.” Jawab nana tegas sambil membujuk faza.
“Ah,, nanti aja kita sambung, yuk masuk kelas! Bentar lagi juga pelajarannya mau mulai.” Ungkap faza, masih dengan muka datarnya.
Setiba mereka di ruangan kelas, nana mengajak faza duduk di bagian belakang untuk mendengarkan cerita faza yang sempat tertunda. Faza mengikuti nana dengan wajah yang masih merengut.
“Za,, ngapain kesitu? Udah disini aja!” celetuk nana yang sudah duduk di kursi keempat dari sudut ruangan kelas.
“Emang kenapa na? Enakan duduk di paling ujung!”tukas faza sambil meliuk-liukkan alisnya.
“Gak enak ntar ganggu orang yang duduk.”ungkap nana sambil menepuk-nepuk kursi di sampingnya yang akan diduduki faza, sebagai bentuk permintaan maaf serta mempersilakannya duduk layaknya tuan putri, tidak ketinggalan senyuman dengan kerlipan mata manja yang diberikan nana untuk meluluhkan hati faza agar memaafkannya.
“Iya,, iya gak usah lebai deh! Oke, aku maafin.”balas faza sambil duduk di tempat yang dipersilakan nana.
Mereka mengikuti pelajaran dengan seksama walau ada sedikit pikiran yang mengganggu faza. Saat tiba waktu pelajaran usai, faza langsung menarik tangan nana dan membawanya ke taman tempat mereka duduk sebelumnya. Sepanjang jalan nana kebingungan, berulang kali nana menanyakan perihal apa yang membuat faza menariknya dan membawanya tanpa sepatah kata pun.
“Ada apa sih za?” ungkap nana dengan nada kesal
“Na,, kamu beneran senyum sama orang di balik jendela ruangan itu?”tanya faza menggebu-gebu sambil menunjuk jendela ruangan tadi.
“Iya,, emang kenapa za? Oh,, jangan-jangan laki-laki itu orang yang kamu ceritakan tadi ya? Atau itu mantan kamu? Atau..”nana terdiam karena mulutnya ditutup oleh faza yang kini menatap matanya dengan tatapan yang sangat tajam, seolah menembus retina matanya hingga ke otak. Nana mulai mengernyitkan dahinya dan berusaha melepaskan tangan faza dari mulutnya.
“Kenapa sih za?” nana semakin kesal dengan sikap faza
“Kamu tahu tidak, tadi aku ke ruangan itu karena aku penasaran siapa yang kamu senyumin. Kebetulan aku kenal sama laki-laki yang sedari tadi duduk di pintu ruangan itu. Saat kutanyai, katanya gak ada seorang pun yang keluar masuk ruangan itu sedari tadi.”jelas faza
“Ternyata kamu nyuruh aku nunggu depan kelas, karena kamu mau ke ruangan tadi? Lah,, kok dia bisa bilang gitu? Jadi, kenalanmu ngapain duduk disitu?”tanya nana dengan penuh selidik.
“Dia sedang wifi-an sambil nunggu jam masuk berikutnya, untuk masuk pelajaran di ruangan itu.”jelas faza meyakinkan nana
“Jadi, yang kulihat siapa juga?”bulu kuduk nana mulai berdiri dan tangannya mulai basah
“Satu lagi, aku baru ingat waktu aku mau duduk di sudut tadi, kamu bilang ‘ntar ganggu orang yang duduk’. Kukira ada temanmu yang minta kosongin satu bangku, barangkali dia bakal telat. Tapi sampai akhir pelajaran tak seorang pun duduk di kursi itu. Aku semakin yakin.”tukas faza dengan mata yang membulat.
“Hah? Kamu ngira gitu? Tapi sebenarnya emang udah ada orang yang duduk di situ saat kita sampai ke kelas. Makanya aku ajak kamu duduk selang satu kursi dengannya?”ucap nana dengan alis setengah terangkat.
“Nah kan, benar dugaanku.”ucap faza lega sekaligus mulai waspada dengan sekitarnya
“Apaan sih za, jadi yang kulihat dari tadi itu siapa?”timpal nana dengan suara gemetar, wajahnya yang mulai pucat dan pandangannya mulai nanar.
#greget
~waktu nulis ngasal, tentang cerita ini. Tiba2 aja ngerasa ada sesuatu beneran. Dan saat ini udah tengah malam tepatnya 00.06 . Mataku mulai melihat suatu pergerakan. Oke enough, bye 👋 (gk sempat ngedit)